3 Wilayah Melahirkan Phinishi (BALE)


Pada saat Sawerigading menjelajah samudera bermaksud menuju negeri china...berlayarlah mereka melalui laut di kawasan selayar dan bulukumba. Di perairan itu kapal mereka dihantam oleh badai dan terbelahlah si kapal menjadi tiga bagian. Masing-masing belahan kapal tersebut tersebar pada 3 wilayah di kabupaten Bulukumba, Bira, Ara dan lemo-lemo. Demikian bincang kami dengan orang disekitar lokasi pembuatan perahu phinishi di tana beru kabupaten bulukumba.
Tiada yang tau persis asal kata dari phinishi tersebut. Hanya saja kisah tentang belahan kapal yang terbagi pada 3 daerah di bulukumba (Bira, Ara, dan lemo-lemo) di yakini merupakan asal muasal mengapa orang-orang di wilayah 3 itu pandailah membuat perahu Phinishi yang terkenal itu. A.Iskandar sang narasumber pada saat itu : di saat orang Ara membuat body kapal atau badannya, orang Lemo-Lemo mengatakan la niparapai kappalaka, artinya body kapal akan disempurnakan dan dihaluskan kerapatannya. Di
saat kapal telah jadi dan siap untuk dilayarkan dipanggilah orang Bira sebagai Nahkhoda.
Ke tiga wilayah tersebut yaitu Bira, Ara dan lemo-lemo mereka menyebutnya dengan sebuah akronim yang dulunya menjadi nama kampung yaitu BALE. Siang di hari itu di wilayah pesisir dan kaki pulau celebes. Phinishi memang merupakan kekayaan peradaban kabupaten dan negara ini. Orang-orang dari wilayah itu berlayar hingga menyeberang beberapa selat dan sangat perkasa. Kisah ini merupakan bagian dari pekerjaan rumah dari bangsa Maritim yang menganut sistem pertahanan darat.