Dari Belajar Gitar ke Teknik Merekam


Ketika pertamakali belajar memetik gitar, tak ada lain hanya ketertarikan pada bunyi snar akustik. Saya SMA kelas 1 pada saat itu, saat seorang teman menghampiri saya ditangga sekolah saat istirahat tiba. Teman saya menawarkan gitar bolongnya kepada saya dengan harga Rp.30 ribu di tahun 1998.Sejak saat itu mulailah saya menekuni alat music yang satu ini hingga sekarang.
Saya pun belajar otodidak, dengan berbekal pergaulan yang luas, saya belajar dengan teman yang duluan lebih bisa dari saya pada waktu itu. Semasa kuliah saya aktif dilembaga kesenian kampus bidang seni music. Disana saya dapat berkumpul dengan beberapa teman dan membentuk suatu kelompok music serta membuat beberapa lagu. Dengan segala keterbatasn yang ada, kami ingin sekali mendokumentasi karya cipta kami dalam bentuk pita kaset atau keping CD agar dapat dinikmati kapan saja kita mau. Sedang harga per take saat rekaman di studio music pada saat itu lumayan mahal bagi kami. Mengingat karya cipta kami lumayan banyak sihh. Maklum pada saat itu lagi gelisah-gelisahnya untuk membuat lagu dan music.
Karena banyaknya kendala baik dalam latihan maupun pendokumentasian yang mahal, saya pun segera mengambil langkah taktis untuk belajar bagaimana merekam lagu di computer Pentium 4 celeron milik saya pada saat itu. Perangkat yang terbatas, hanya bermodalkan memori RAM 256 byte dan mic-mic yang biasanya dipakai dalam acara-acara sunatan dan pernikahan dikampung.
Di awalnya saya memakai cooledit yang lagi trend pada masa itu. Saya ingat pada saat itu sempat saya belajar dengan melihat proses rekaman di studio Citra di Sudiang. Saya pun tak segan untuk bertanya kepada editor atau sound enginernya Chris nama sound enginer tersebut. Ia adalah pria baik dan ramah, saya pikir dia adalah guru saya. Usianya hampir  sama dengan saya. Dia juga merasa tertantang untuk merekam lagu kami yang katanya pada masa itu masih jarang orang yang menggabungkan alat etnic dengan modern.
Noise tentu sangat tak bisa dihindari dengan pengetahuan dan alat terbatas,maka saya pun mengakalinya dalam membuat music atau lagu. Saya mengusahakan agar music yang saya buat tidak terlalu memerlukan kesempurnaan bunyi, Cukup dengan bermodal satu gita saja daan noise yang menjadi salah satu bagian audio dari music saya pada saat itu. SuhudMadjid

No comments:

Post a Comment

Thanks and thanks for all