Peluang Mendapat Energi Alternatif Di Indonesia

Kamis pekan lalu, tercatat setelah saya menulis artikel ini (04 Agustus 2013). Di rumah budaya KBRI Berlin (Jerman) ada seminar tentang kebutuhan energi listrik indonesia untuk perkiraan 2030. Sampai ditahun 2030 diperkirakan kebutuhan energi listrik indonesia mencapai 90 GW (red:Giga Watt), sedangkansekarang di tahun 2013 Indonesia baru mampu menghasilkan energi listrik seperempat dari target yaitu 30 GW.
Secara garis besar, industri kelistrikan dunia masih bergantung pada tenaga fosil. Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan energi listrik selain dari fosil. Salah satu negara Eropa yang patutmenjadi contoh adalah Belanda, yang mengembangkan energi angin sebagai sumber listrik alternatif. untuk tenaga angin belanda mentargetkan meningkat 9 % dari total listrik Nasional mereka.Untuk satu kincir angin dengan lebar baling-baling 127 meter, Belanda menghasilkan 6 Mw dengan Generator daya 750 kW. 
Menurut informasi dari situs ini http://satugarishati.blogspot.com/2013_05_01_archive.html, 54.71% potensi panasbumi dunia ada di Indonesia. Bagaimana dengan potensi angin, pasang surut air laut dan berbagai macam alternatif energi listrik lainnya.
Untuk tenaga angin, potensi di negara kita utamanya di pesisir pantai berada pada kisaran 5,9 meter per detik (Kekuatan Angin). Meski secara ekonomis belum mampu untuk dijadikan sebagai sumber listrik utama, menurutwakil menteri suatu hari di Bogor belum tentu tidak bermanfaat. Di perkirakan tenaga angin di tahun 20120, Angin mampu menghasilkan 250 MegaWatt.
Apa arti dari angka 250 Mega Watt itu bagi masyarakat. Mari kita sedikit memperkirakan lewat hitung-hitung kasar. Secara uum 1 Rumah tangga membutuhkan minimal 900 watt daya.  Jika 1 MegaWatt = 10000 Watt maka mari kita membagi angka 2500000 Watt dengan angka 900 watt. Jadi kita dapatkan angka 2777.77778 buah rumah akan disuplai. Mari kita memulai dari satu kawasan yang disebut desa, denggan asumsi dalam satu desa itu ada sekitar 300 rumah. Maka dalam satu desa anda cukup membaginya denga perolehan angka nasional.