Kalau baru bangun pagi, maunya cari air putih biar segar, lalu kemudian tak lupa kopi atau tehnya.
Teman
terbaiknya adalah kue dan cengkeh/rokok. Salah satu bahan dari rokok
adalah cengkeh. Biasanya sebelum melakukan gosok gigi aktifitas merokok
dimulai, dan nafas mulut kembali terselamatkan.
Jika mencari kegunaan dari cengkeh,
salah satunya digunakan sebagai pengharum nafas.
Pantas saja jika lagi merokok, satu harian nafas mulut akan aman. Dan
kita akan lebih leluasa berbicara dengan teman bicara. Aktifitas itu
sudah lama dilakukan oleh orang-orang terdahulu, salah satu referensi
menyatakan bahwa sejak zaman sriwijaya, tumbuhan ini sudah terkenal.
Menurut
beberapa informasi, cengkeh adalah salah satu buah asli Negeri kita
(Indonesia). Ditemukan dan diduga pertamakali ada diwilayah kepulauan
Maluku.
Di Sulawesi Selatan, pohon ini banyak didapati di beberapa kabupaten seperti Luwu, Wajo, Bulukumba...
Saya
sendiri meyaksikan langsung menjadi saksi gugusan pohon cengkeh yang tumbuh didaerah
Larompong Kabupaten Luwu. Pohonnya memiliki batang yang kecil dan banyak
tumbuh di daerah terjal. Ini sebenarnya cukup menyulitkan untuk memetik
buahnya. Di daerah itu, jika musim cengkeh tiba, banyak orang
berdatangan dari beberapa kabupaten untuk memetik hasil cengkeh mereka.
Maklum didaerah Larompong, pemilik pohon cengkeh banyak dari luar
kabupaten itu. Pemilik tersebar di daerah Bone, Soppeng, Sidrap, Pinrang
dan beberapa wilayah di sekitar itu. Untuk pembeli cengkeh, masyarakat
cukup memasoknya pada penadah yang tinggal di wilayah tersebut. Setelah
itu dikeringkan dan dikepak dan dibawa ke Makassar, di kawasan indsutri
KIMA Daya.
Ada juga yang
unik di beberapa dusun di kecamatan Larompong, karena pemilik rata-rata
orang luar mereka tinggal disana selama jangka waktu panen dan menamakan
nama kampung itu dengan nama kampung mereka di tempat asalnya. Yang
saya temui disana kebetulan orang dari Kabupaten Pinrang, nama kampung
mereka di Pinrang adalah Boki'. Maka mereka juga menamakan tempat lada
mereka dengan Boki'.
Setiap
orang disana sangat akrab dengan hewan anjing. Anjing-anjing mereka tak
sama dengan anjing kota yang galak dan suka memburu manusia.
Anjing-anjing itu sangat pintar dan taat pada tuannya. Mereka memelihara
anjing untuk membantu mereka memburu Babi hutan, yang sering merusak
pohon cengkeh mereka. Para peladang disana, juga tak hanya menanam
cengkeh mereka juga menanam pohon durian, langsat dan rambutan. Itu
hanya sebagai pengisi musim , dan sebagai oleh-oleh untuk keluarga jika
mereka pulang dari kebun.
Jika
saatnya panen selesai, mereka juga melakukan kebiasaan pesta panen. Ada
banyak permainan lama yang dilakukan disana.Suatu saat para petani
cengkeh lesu, karena harga cengkeh di pasaran turun dari kisaran harga
ratusan ribu menjadi hanya ribuan saja. Banyak petani yang menjual pohon
mereka. Tetapi tidak sampai setahun harga cengkeh stabil lagi dan
petani kembali bernafas.