Ayah Mencari Anak

Masa kecil memang patut untuk dikenang dan menjadi dasar dari manusia dewasa. Saya masih ingat dulu, kalau lagi pergi bermain-main, entah dilapangan, bermain kelereng, atau sembunyi-sembunyi, Ayah tak lupa mencari saya dan menyuruh untuk pulang. Waktu itu, biasanya perasaan agak kecewa, karena masih belum puas untuk bermain. Kata Ayah dan Ibu, cukup...kau harus sekolah besok. Bentuk perhatian yang pada masa itu saya belum cukup untuk mengerti.
Hal-hal seperti itulah yang sepertinya mencegah dari beberapa aktifitas-aktifitas tak berguna. Itu terjadi di kampung dan dirumahku. Bagaimana dengan anda dan anak-anak masa sekarang.Jika anda melakukan sedikit pengamatan, saya sebenarnya sudah sedikit tak percaya dengan perhatian beberapa orang tua terhadap anak-anak mereka. 
Di tempat saya menuliskan ini, ada tempat bermain Playstation, anak-anak ini terlihat sangat bebas memainkan stik-stik game mereka. Mereka cukup hafal dengan tokoh-tokoh dalam game tersebut. Sekarang sudah hampir jam 10 malam, Anak-anak ini belum pulang juga. Saya mempertanyakan keberadaan orang tua mereka, mereka berada dimana yahhh. 
Tapi sedikit menggembirakn, karena satu anak di cari oleh Ayahnya dan disuruh balik kerumah. Ayah itu tak berkata banyak cukup memanggil namanya saja. Dan anak sedikit berbasa-basi kepada si Ayah. Sepertinya dirumah mereka, sudah seperti teman, jadi antara anak dan ayah tercipta hubungan kerjasama saja, sesekali jika penting ada sedikit instruksi sesuai dengan posisi masing-masing. 
Situasi kota yang menawarkan hal-hal yang sudah jauh dari keinginan manusia kita, memang harus dikhawatirkan dan membutuhkan perhatian. Utamanya bagi orang tua, bagaimana tidak secara umum nasib kita ada di tangan anak-anak itu. Pikiran mereka akan sangat dibutuhkan untuk kepentingan masa depan. Dunia sudah tercipta persaingan yang sangat sengit, sebagai bagian terdasar dari suatu bangsa, oran tua harus menyadari fungsi mereka. 
Jangan memberi mereka dengan kata-kata yang kurang nyaman dan beberapa nada yang tinggi, akan tertanam di kepala mereka. Daya rekam otak mereka masih sangat besar. Terbukti dengan hafalnya mereka dengan beberapa tokoh-tokoh dalam permainan game itu. Itu adalah potensi teknis yang mereka miliki, bermain games, tapi mari membekali mereka dengan beberapa etika dan kata-kata damai yang membuat dunia ini akan terjaga.