janganlah Sampah, diolah hasilkan sampah

Sudah sejak lama memang sejak keberadaannya, Tempat pembuangan Akhir Sampah di Antang Kota Makassar telah membuat sekian warga, telah mengalami profesi sebagai pemulung. Turun temurun mereka geluti hingga melahirkan beberapa generasi.
Berbagai isu telah pun sering mengancam mereka hingga sekarang. Warga Kota Makassar secara tak sadar menggantungkan hidupnya kepada mereka. Berton-ton sampah telah diolah kembali hingga adanya kembali sampah baru lagi. 
Manusia memang memiliki pemikiran berbeda, oleh karena itulah bidang dan tugasnya berbeda dikehidupan ini. Sebenarnya tak ada yang istimewa dari semua bidang itu. Hanya saja tak bisa dipungkiri ada beberapa pemikiran manusia yang dibutuhkan dikehidupan ini. Hal itulah yang melahirkan arus yang kuat hingga tak kuasalah kita membendungnya.
Memang sampah di Tempat pembuangan akhir sampah ini telah melahirkan bukit. Entah pemikiran yanng terbatas atau masalah positioning saja sehingga mereka tak bisa memaksimalkan tumpukann sampah itu. Tapi jangan lupa tumpukan sampah itu adalah tabungan masa depan mereka (pemulung).
Sekarang telah ramai dipikirkan oleh dunia untuk mengembangkan lagi sampah itu. Seperti memanfaatkannya menjadi energi listrik cadangan. Kebutuhan akan energi memang sangat besar. Salah satu perusahaan Jepang  telah melihat peluang itu, hingga pada suatu hari diadakanlah sosialisasi bagi para warga pemulung di sekitar sana.. Dibenak kemudian timbul tanya besar akan nasib mereka kala perushaann itu berdiri dan beroperasi. Diadakanlah diskusi alot bagi para warga dengan harapan perusahaan akan berada diposisi menengah dalam berbuat. Mencapai keuntungan dan membantu warga adalah harapan yang tak terhindarkan.
Intinya, janganlah sampah itu kemudian menghhasilkan sampah lain lagi. Tentunya bukan sampah-sampah sejenis plastik dll tapi sampah manusia yang kehilangan pekerjaan dan bingung akan arah.