Electone di Hari kemenangan beberapa tahun belakangan ini

Sudah berapa tahun ini, Lebaran (Takbiran) selalu seiring dengan musik dan takbir, tapi sudah modern gank. Ini pengalaman saya di kampug halaman (Kabupaten Pinrang). Sekedar info, di kabupaten ini memang adalah salah satu gudang produksi musik-musik daerah bugis di sulawesi selatan. 
Zaman dahulu waktu kecil dulu, takbiran praktis hanya berbekal mic dan sound sederhana serta beduk asli yang disimpan di atas mobil. Tapi belakangan, ini tak tau juga kenapa ada ide untuk menggabungkan sejenis syntzeir dalam keyboard dengan beduq-beduq analog buatan tangan alias manual. Beduqnya sudah banyak tak seperti bahan asli beduq. Beduqnya dari drum seng dan sudah tidak menggunakan kulit lagi secara kebanyakan.
Lebaran tahun ini, saya dipinggiran jalan poros untuk melihat dan mendengar keadaan. Tiba-tiba saja mereka para pentakbir keliling lewat. Lucunya mereka menggunakan semacam back sound pake lagunya siti nurhaliza (Cindai). Kira-kira apa hubungannya dengan hari kemenangan yahhhh.
Sepertinya pengaruh orkes electone yang biasa dipake dalam pesta-pesta pernikahan sebagai pengiring musik, sudah sangat kental. Bahkan yang mainkan musiknya untuk beberapa takbiran belakangan ini, yah memang mereka para musisi electone.Itu saya tau karena, tetangga saya yang pemain electone itu yang biasanya memainkan peran.
Nah bagaimana dengan daerah-daerah lain, apakh sudah ada modifikasi atau langkah meninggalkan hal-hal klasik. Sepertinya sebagian wilayah, apalagi wilayah perkotaan memang sudah seperti itu. Pengaruh media TV sebagai media mainstream sangat kuat. Kalau yang masih pedalaman tentu masih ada yang pake jalan kaki dan obor serta pentungan dan beduq sebagai pengiring musiknya. Untuk menambah semarak hari kemenangan.